Asal Mula (Sejarah) Lahirnya Tanda Baca Al Qur'an

blogger templates


Bismillahirrahmanirrahim,



Setelah wafat Utsman, Mushaf Al Iman tetap merupakan satu-satunya mushaf yang dijadikan pegangan umat islam dalam pembacaan Al Qur'an. Meskipun demikian terdapat juga beberapa perbedaan dalam pembacaan tersebut. Sebab-sebab timbulnya perbedaan itu dapat disimpulkan dalam dua hal.



Pertama : penulisan Al Qur'an itu sendiri.



Kedua : perbedaan Lahjah (dialek) orang-orang Arab.



Penulisan Al Qur'an itu dapat menimbulkan perbedaan pembacaan, oleh karena mushaf Al Imam ditulis oleh sahabat-sahabat yang tulisannya belum dapat



dikategorikan tulisan yang baik, sebagaimana diterangkan dalam buku "Muqaddimah Ibnu Khaldun". Dalam buku tersebut Ibnu Khaldun berkata : "Perhatikanlah akibat-akibat yang terjadi disebabkan tulisan mushaf yang ditulis sendiri oleh sahabat-sahabat dengan tangannya. Tulisan itu tidak begitu baik, sehingga kadang-kadang terjadilah beberapa kesalahan dalam penulisan, jika ditinjau dari segi tulisan yang baik dan bagus.



Sebagaimana diterangkan diatas, Al Qur'an mula-mula ditulis tanpa titik dan baris. Namun demikian hal ini tidak mempengaruhi pembacaan Al Qur'an, karena para sahabat & para tabi'in adalah orang-orang yang fasih dalam bahasa arab. Oleh sebab itu mereka dapat membacanya dengan fasih dan tepat. Tetapi setelah agama Islam tersiar dan banyak bangsa yang bukan bangsa Arab memeluk agama Islam, sulitlah bagi mereka membaca Al Qur'an tanpa baris & titik itu.



Maka Abul Aswad Ad Duali mengambil inisiatif untuk memberi tanda-tanda dalam Al Qur’an dengan tinta yang berlainan warnanya dengan tinta Al Qur’an. Tanda-tanda itu adalah titik diatas untuk fathah, titik dibawah untuk kasrah, titik disebelah kiri atas untuk dhammah, dan dua titik untuk tanwin. Hal ini terjadi pada masa Muawiyah.



Kemudian di masa abdul malik bin marwan (685-705 M), Nashir bin Ashim dan yahya bin ya’mar menambahkan tanda-tanda untuk huruf-huruf yang bertitik dengan tinta yang sama dengan tulisan Al Qur’an. Itu adalah untuk membedakan antara maksud dari titik ABul aswad ad duali dengan titik yang baru ini. Titik abul aswad adalah untuk tanda baca dan titik nashir bin ashim adalah titik huruf. Cara penulisan semacam ini tetap berlaku pada masa bani umaiyah, dan pada permulaan abbasyah, bahkan tetap dipakai pula di spanyol sampai pertengahan abad ke 4 hijriyah. Kemudian ternyata bahwa cara pemberian tanda seperti ini menimbulkan kesulitan bagi para pembaca al qur’an, karena terlalu banyak titik, sedang titik itu lama kelamaan hampir menjadi serupa warnanya.



Maka al khalil mengambil inisiatif, untuk membuat tanda-tanda yang baru, yaitu huruf wawu kecil diatas untuk tanda dhammah, huruf alif kecil untuk tanda fathah, huruf yaa kecil untuk tanda kasrah, kepala huruf syin untuk tanda syaddah, kepala ha untuk sukun dan kepala ‘ain untuk hamzah.



Kemudian tanda-tanda ini dipermudah, dipotong dan ditambah sehingga menjadi bentuk yang ada sekarang ini.




2 Responses to "Asal Mula (Sejarah) Lahirnya Tanda Baca Al Qur'an"

Komentar anda sangat berarti bagi kami, sebagai saran untuk kemajuan blog ini kedepan. Terima Kasih.